Minggu, 26 Mei 2013

MAKALAH PENGINDERAAN JAUH APLIKASI PENGINDERAAN JAUH TERHADAP BIDANG PENDIDIKAN

MAKALAH PENGINDERAAN JAUH
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH TERHADAP BIDANG PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK : 3
NAMA KELOMPOK : SUNDARI (2012133138)
SARAH RAHMIATI (2012133152)
YEYEN (2012133153)
FEBRI WULANDARY (2012133137)
DESI YULIUS (2012133173)
KELAS : 2D
MATA KULIAH : PENGINDERAAN JAUH
DOSEN : ADI SANTOSO, S.Pd


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GEOGRAFI
TAHUN AJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini. kami menyadari bahwa
dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi,
penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih lanjut, akan
kami terima dengan senang hati. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini. Akhirnya, tiada
gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini, kami telah
mencurahkan semua kemampuan, namun kami sangat menyadari bahwa hasil
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan
referensi maupun kemampuan kami. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Palembang, Maret 2013



Penulis
Kelompok III



DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
2.1 Pengertian Penginderaan Jauh ................................................. 3
2.2 Aplikasi Penginderaan Jauh terhadap bidang pendidikan ....... 3
BAB III PENUTUP ............................................................................... 6
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 6
3.2 Saran ........................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 7



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah era agrikultur dan industry, kita kini memasuki era informasi dan
konsepsi (Pink, 2005, dalam Djoko Santosa, 2010). Pada era informasi, kebutuhan
informasi geografi makin nyata, termasuk kegunaanya untuk pendidikan geografi
dari sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Di satu sisi, diyakini bahwa
informasi geografi sangat penting dalam menunjukan sumberdaya alam dan
fenomena spasial, tetapi di lain pihak, informasi geografi tersebut belum
diperoleh, diselenggarakan dan dikelola sebagaimana mestinya dalam pengelolaan
muka bumi, karena belum menjadi prioritas dalam sistem pengelolaannya.
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang obyek atau gejala di permukaan bumi (atau permukaan bumi) tanpa
melalui kontak langsung. Teknologi ini dapat pula diartikan sebagai kegiatan
perolehan informasi tentang permukaan bumi dengan menggunakan citra yang
diperoleh dari dirgantara menggunakan energi elektromagnetik pada satu atau
beberapa bagian spektrum elektromagnetik yang dipantulkan maupun dipancarkan
dari permukaan bumi (Campell, 1996, dalam Sigit, 2008). Penginderaan jauh
terdiri dari komponen-komponen yang membentuk suatu sistem: energi
elektromagnetik, atmosfer, obyek permukaan bumi, dan sensor (Curran, 1985).
Sistem Informasi Geografi (SIG) terdiri atas input, penyusunan basisdata,
proses dan output. Sebagai input, semua data spasial dapat digunakan sebagai
masukannya, yang meliputi peta-peta tersedia, data sensus, hasil penetian, dan
citra penginderaan jauh. Produk-produk penginderaan jauh dan SIG yang berupa
citra digital dan hardcopy sangat bermanfaat bagi pendidikan geografi, karena
obyek geografi, dan gejala kebumian dan lingkungan dapat disajikan dengan jelas
pada data penginderaan jauh, dengan varisai skala dari skala besar hingga skala
kecil.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang aplikasi penginderaan jauh
terhadap bidang pendidikan.

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
penginderaan jauh, juga diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
penginderaan jauh dan aplikasi penginderaan jauh terhadap bidang pendidikan.
1.4 Manfaat
Hasil dari penulisan makalah tentang aplikasi penginderaan jauh terhadap
bidang pendidikan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya kepada mahasiswa lainnya untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai makalah kami ini.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang obyek atau gejala di permukaan bumi (atau permukaan bumi) tanpa
melalui kontak langsung. Karena tanpa kontak langsung, diperlukan media supaya
obyek atau gejala tersebut dapat diamati dan ‘didekati’ oleh si penafsir. Media ini
berupa citra (image atau gambar). Citra adalah gambaran rekaman suatu obyek
(biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan dengan cara optik, elektrooptik,
optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya ia digunakan bila radiasi
elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek tidak
langsung direkam pada film. Citra dihasilkan dari sensor yang dipasang pada
wahana.
2.2 Aplikasi Penginderaan Jauh terhadap bidang pendidikan
Memperhatikan kompetensi pendidikan SMU tersebut diatas, maka contoh
aplikasi PJ/SIG untuk pendidikan antara lain:
1. Identifikasi langsung obyek geografi pada citra dan peta
Identifikasi langsung obyek geografi mudah dilakukan pada citra dan peta,
baik melaui produk statik maupun dinamik. Tingkat kesulitan identifikasi tersebut
adalah:
1. Penggunaan lahan/liputan lahan, vegetasi, hutan
2. Hidrologi, geologi, geomorfologi
3. Tanah
4. Laut
5. Fenomena sosial ekonomi, budaya penduduk.
2. Menghitung luas dan menyajikan sebarannya
Produk dari citra dapat berupa photomap, spasiomap, orthofoto, peta dasar,
peta tematik yang kesemuanya mudah menyajikan data luas dan persebarannya
dengan teliti. Penghitungan luas di atas peta atau citra yang telah geo-referenced,
dapat dilakukan menggunakan grid, planimeter, dan komputer.

3. Memahami kerja SIG secara teknis
Kerja SIG seperti halnya sistem komputer yang lain, memerlukan
ketrampilan khusus, yang harus memiliki pengetahuan tentang hardware,
software, data dan standart operation dalam sistem informasi. Tersedia 3 tingkatan
dalam kerja ini : operator, analis, manager.
4. Membuat gambar, tabel, diagram, peta dengan SIG
Gambar berupa peta, tabel, diagram, tampilan visualisasi multimedia dapat
disajikan dengan SIG, baik statik maupun dinamik. Untuk itu memerlukan
ketrampilan yang dapat dilatih dengan teratur.
5. Analisis potensi sumberdaya dan lingkungan
Agar mampu menganalisis potensi sumberdaya, maka pengetahuan tentang
sumberdaya tersebut harus dikuasai. Analisis potensi sumberdaya lahan harus
menguasai ilmu tanah, geomorfologi, pedologi dan edafologi. Analisis potensi
sumberdaya air harus menguasai dan paham hidrologi, geohidrologi, meteorologi,
klimatologi, dan kriologi.
Analisis potensi sumberdaya hutan harus paham ilmu kehutanan, botani,
biologi. Analisis potensi sumberdaya mineral dan batuan harus mahis dalam ilmu
geologi, geofisika, pertambangan, seismografi. Analisis potensi sumberdaya laut
harus menguasai oceanografi, oceanografi, klimatologi. Hal tersebut dapat
dipelajari. Pada tingkat SMU tentu saja pemahaman terhadap ilmu tersebut masih
bersifat global, sehingga yang mampu dianalisis adalah informasi yang juga
bersifat general.
6. Penyusunan atlas
Penyajian gambaran muka bumi (sungai, gunung, ngarai, danau, kota, desa,
hutan, perkebunan) melalui foto udara, citra satelit 2 dan 3 dimensi dikemas
dalam atlas manual dan digital, amat membantu pemahaman tentang sumberdaya
dan lingkungan. Selain berbentuk atlas, bentuk penyajian data spasial tersebut
dapat berbentuk denah, maket, poster, peta, peta foto, ortofoto, spasiomap, dan
tayangan multimedia statik dan dinamik. Produk tersebut dapat meningkatkan
pemahaman tentang sumberdaya dan lingkungan dan pada gilirannya akan dapat
menumbuhkan rasa cinta tanah air. Hal ini merupakan perekat rasa persatuan dan
dapat berpengaruh dalam mencegah disintergrasi bangsa.

Produk SIG dalam bentuk atlas mampu menggambarkan potensi
pengembangan wilayah dan kemungkinan potensi bencana alam yang dapat
terjadi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk kepentingan pendidikan, diperlukan basisdata sumberdaya dan
lingkungan, yang dapat menghasilkan informasi tentang perkembangan desa, kota
dan wilayah, juga adanya kejadian bencana, dampak bencana dan data sarana
prasarana pendukung, yang antara lain dapat diperoleh dari analisis citra
penginderaan jauh (foto udara, radar hingga citra satelit), yang dilengkapi
dengan survey dan uji medan. Setiap jenis citra penginderaan jauh, dicirikan
dengan sifat spasial, spektral dan temporal memiliki peran yang khas terhadap
perolehan data lingkungan, termasuk kejadian bencana alam guna
pengelolaannya.
Untuk keperluan pendidikan, manfaat penginderaan jauh dan SIG sangat
nyata, terutama untuk deteksi, indentifikasi, pemetaan, pengukuran, analisis obyek
geografi, sumberdaya dan lingkungan, melalui produk-produk turunannya
(photomap, spasiomap, oorthofoto, peta dasar, peta tematik, digital terrain model,
system informasi,…).
3.2 Saran
Teknologi sudah semakin maju, penginderaan jauh yang awalnya hanya
menggunakan citra foto udara dengan wahana balon udara kini telah banyak
dikembangkan dengan munculnya citra satelit yang tentu saja cara kerjanya lebih
canggih. Penggunaan citra satelit hendaknya lebih di dikembangkan lagi dan
pemanfaatanya lebih dioptimalkan.

DAFTAR PUSTAKA
Eddy Prahasta, 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi,
Bandung: Informatika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar